Bank Indonesia Gandeng TPID Kota Bima Adakan FGD Integrated Ecofarming
Cari Berita

Pasang iklan

 

Bank Indonesia Gandeng TPID Kota Bima Adakan FGD Integrated Ecofarming

Kamis, 04 Juli 2019

Foto : Achris Sarwani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov. NTB Tim TPID Kota Bima, Supratman, Asisten I Kota Bima, Iman Ahmad, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Darwis, Kepala Dinas Pertanian Kota Bima; Abdul Haris, Kepala Dinas Koperindag; Ruslan, Kabag Ekonomi; M. Amir, BNI,  dan Bambang Martono, BPD NTB Syariah. 


GERBANGNTB.ID
Kota Bima.- Pada Minggu (30/6) lalu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB mengadakan Forum Group Discussion (FGD) Integrated Ecofarming  bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Bima, yang dihadiri oleh Supratman, Asisten I Kota Bima, Iman Ahmad, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Darwis, Kepala Dinas Pertanian Kota Bima; Abdul Haris, Kepala Dinas Koperindag; Ruslan, Kabag Ekonomi; M. Amir, BNI,  dan Bambang Martono, BPD NTB Syariah. Dalam FGD ini dibahas terkait dengan konsep integrated ecofarming.

Kegiatan FGD dibuka langsung oleh Achris Sarwani, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov. NTB. Dalam sambutannya, Achris menyampaikan pentingnya kestabilan harga pangan. "Jika tidak dilakukan upaya pemenuhan pasokan dan pengendalian harga baik dari sisi produksi maupun distribusi, akan membuat masyarakat kesulitan dalam pemenuhan pangan", ujarnya.

Lanjutnya, guna mengatasi permasalahan tersebut, dalam memperkuat sisi produksi sekaligus nilai tambah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB memperkenalkan konsep integrated ecofarming. Bank Indonesia mengajak masyarakat untuk menerapkan integrated ecofarming agar lebih produktif dalam memenuhi kebutuhan sendiri. Apabila terdapat kelebihan produksi maka dapat dijual sebagai tambahan penghasilan.

"Upaya penerapan integrated farming yang telah berjalan saat ini di klaster binaan Bank Indonesia adalah bawang putih yang integrated dengan ternak sapi di Sembalun - Lombok Timur, padi yang integrated dengan ternak ayam di Desa Muncan - Lombok Tengah, jagung yang integrated dengan ternak sapi di Sumbawa, jagung yang integrated dengan ternak ayam di Lombok Utara," ungkap Achris Sarwani.

Kata dia, di Kota Bima, integrated ecofarming akan dimulai pembuatan dengan pakan ternak ayam yang akan integrated dengan komoditas jagung. "Pelatihan pembuatan pakan ternak ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pelaku usaha ternak di Kota Bima dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak secara mandiri, sehingga mampu menghasilkan biaya produksi yang lebih efisien yang akhirnya memberikan dampak positif pada kestabilan harga daging dan telur ayam di Kota Bima", tutur Achris.

Sementara Tim TPID Kota Bima, Supratman dalam kesempatanya menambahkan bahwa pelatihan pembuatan pakan ternak ini diharapkan dapat melibatkan para petani jagung dan PPL Kota Bima.

Dr. Nugroho Widiasmadi, selaku narasumber pelatihan pembuatan pakan ternak yang tampak hadir juga di FGD, menyampaikan bahwa dengan konsep pakan organik yang dikembangkan dapat menekan biaya pakan dan meningkatkan produksi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi peternak itu sendiri. (G. NTB/tim)