Desa NGGEMBE Pusat Bimtek Tanaman Mangrove
Cari Berita

Pasang iklan

 

Desa NGGEMBE Pusat Bimtek Tanaman Mangrove

Kamis, 23 Desember 2021

GERBANGNTB COM
BIMA. - Desa Nggembe, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, - NTB. Ditunjuk sebagai pusat kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) percepatan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan, penanaman mangrove. 

Bimtek tersebut, berkat kerjasama, H.Muhammad Syafrudin,ST,.MM, Komisi IV DPR RI dan Badan Restorasi Gambut Mangrove (BRGM), juga bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 


kegiatan Bimtek Satu hari ini mendatangkan narasumber dari Bidang Perencanaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta dari BRGM sendiri, para peserta dibekali dengan teknik penanaman kemudian upaya pengembangbiakan mangrove dengan sistim steak atau tanam ulang, pada rabu (22/12/21).


Kegiatan ini diikuti oleh Perwakilan Kelompok masyarakat pesisir yang memiliki potensi untuk menanam mangrove, seperti Desa Bajo, Desa Ntana, Desa Nggembe, Desa Darussalam dan Desa Bontokape. 

Hadir kepala dinas kelautan dan perikanan di wakili oleh staf, DHL Kabupaten Bima, diwakili oleh sekretaris, Kisman Musa, SP. Kepala Balai PDASHL Dodokan Moyosari, Rudi Y Taha. Kapolsek Bolo di wakili anggota, Danramil Bolo di wakili anggota, sekcam Bolo, kepala Desa Nggembe, Ntana, Darussalam, Kades Tumpu serta perwakilan Kelompok masyarakat nelayan. 


Badan Restorasi Gambrut dan Magrov, (BRGM) Rudy menyampaikan bahwa saat ini ada 9 wilayah di Indonesia, untuk program penanaman Mangrove. 


Menurut Rudy prospek pelaksanaan percepatan pembangunan, Mangrove sudah dilakukan sejak tahun 2020. Di tahun 2021 ada Tiga Kelompok, yaitu, diwilayah Sumbawa dan lombok timur dengan seluas lahan 1500 ha. Untuk target tahun 2022, di targetkan, 1.350 Ha.

Sedangkan Saat ini, sesuai peta Mangrove Nasional belum ada calon lahan penanaman Mangrove seluas 200 Ha. Untuk itu diharapkan bagi kelompok masyarakat nelayan dapat mengajukan lokasi penanaman, asalkan lokasi sasaran penanaman tersebut tidak tumpah tindih dengan lokasi yang ada dalam peta Mangrove Nasional. Kata Rudy. 


Lanjut dia, perlu lakukan Bimtek agar Kelompok Masyarakat tahu apa saja yang harus dilakukan saat program penanaman mangrove berjalan. Termasuk mengetahui awal lokasi dan Luas lokasi.

Dijelaskan, sasaran penanaman Magrov, 106,5 hektare, 3,3 juta ada di indonesia, atau 20 porsen. Artinya di anggap penting, sehingga menjadi garda ke depan. Karena 5 kali lipat dapat menghasilkan oksigen untuk kesehatan. 

Di tahun 2021 ini ada sebanyak 150 hektare, dengan lokasi di lombok timur dan kab. Sumbawa. Tahun depan (2022 red) 1. 350 dengan lokasinya di pulau Sumbawa.


Menurut dia, katerianya lokasi, bisa di dalam maupun di luar kawasan hutan, pingir bibir pantai, maupun di pingir tambak aktif, "namun untuk tambak ini, harus ada kesepakatan, persetujuan dari pemilik tambak," ujarnya. 

Sambung dia, Kalau daerah ombaknya besar, sistemnya bisa dengan jarak rumpun berjarak. Dengan jarak tanam 10 meter. 


Dan untuk pelaksanaannya, harus secara kelompok berdasarkan legalitas dari desa, luas lahan diajukan, memiliki rekening kelompok." Ini sistem padat karya, dengan pembayaran melalui rekening perorangan pekerjaan maupun kelompok itu sendiri." Katanya. 


Sementara itu H.Muhammad Syafrudin ST,.MM atau disapa HMS yang juga merupakan anggota DPR RI komisi IV yang membindangi Pertanian,Kelautan, Kehutanan dan Bulog berterimakasih atas terselenggaranya kegiatan ini sehingga keinginan untuk menanam mangrove harus diimbangi dengan tekhnik yang baik supaya jenjang pertumbuhannya kokoh mengingat mangrove ini rawan akan tumbang atau roboh sebab akan terbawa oleh arus air laut

“Kelak jika tanaman mangrove berkembang tidak saja berfungsi sebagai pengembangan habitat laut seperti kepiting, udang dan sejenisnya juga dapat dijadikan obyek tambahan yaitu sebagai tempat wisata mangrove” terang H. Syafruddin anggota DPRD tiga periode ini. 

HMS menambahkan,pentingnya penaman mangrove bagi kelestarian alam khususnya di daerah pesisir pantai khususnya biota laut habitat hewan kecil, mengingat mangrove atau hutan bakau merupakan habitat bagi banyak jenis ikan, udang, dan moluska berfungsi sebagai rantai makanan.

“Fungsi lain yakni sebagai pelindung kawasan pesisir pantai, melindungi laut dari lumpur dan air lebih jernih selain itu juga memiliki fungsi ekonomis diantaranya tempat berlabuh kapal, sebagai kayu bakar, sebagai tempat berkembang biak hewan laut yang tentu hasilnya dapat dirasakan manfaat bagi nelayan disekitar,” ungkapnya. 


Lanjut dia, untuk itu kita berterimakasih kepada pihak Badan Restorasi Gambut Mangrove (BRGM) juga bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,semoga Bimbingan Teknis ini bisa bermanfaat bagi alam sekitar dan manusia dapat tumbuh berkembang seperti yang kita harapkan.

Editor: Ory Mbojo