Pembangunan Dam Seli Desa Tonda Dinilai Bermasalah, Warga dan Mahasiwa Ancam Blokir Jalan
Cari Berita

Pasang iklan

 

Pembangunan Dam Seli Desa Tonda Dinilai Bermasalah, Warga dan Mahasiwa Ancam Blokir Jalan

Minggu, 04 Agustus 2019

Foto : Warga Desa Tonda. M Yani.

GERBANGNTB.ID
BIMA.- Pembangunan Dam Seli Desa Tonda Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima NTB yang dimulai peletakan batu pertamanya pada hari Jum’at (2/8) lalu, menuai masalah. Pasalnya, jalan yang digunakan untuk pengangkutan material menuju lokasi pembangunan pekerjaan Dam tersebut ternyata di atas lokasi kuburan.

Parahnya lagi, ihak pelaksana mengambil tanah warga untuk membuat saluran air tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu. Selain itu, pihak pelaksana juga tidak pemberdayakan masyarakat sekita lokasi.

Hal ini dibenarkan oleh salah warga setempat, Muhammad Yani. Kendati demikian, kata Yani, dengan adanya pembangunan Dam Seli ini patut kita syukuri bersama karena dinilai akan menambah kesejahteraan bagi para petani pada umumnya.

Namun kata dia, kegiatan tersebut tidak sesuai dengan harapan masyarakat dan bermasalah karena area menuju pembangunan Dam ada dilokasi kuburan. "Dump truck yang muat bahan material melintasi di atas areal kuburan. Hal itu menjadi masalah sehingga pihak pelaksana harus mencari alternatif jalan lain," ungkap Yani, pada media ini pada Ahad (4/8).

Disisi lain kata dia, mestinya pihak pelaksana harus memberdayakan masyarakat sekitar lokasi, utamanya bagi pemilik gerobak untuk mengais rejeki.

Tidak saja itu, lanjut dia, terkait bahan material lokal, seperti pasir dan batu harus juga mengambil miliknya warga setempat dengan mengunakan gerobak, bukan menggunakan dump truck. "Intinya masuknya proyek ini warga harus diberdayakan sehingga warga di sekitar mengalami peningkatan ekonomi," terang dia.

Selain itu, terkait persoalan tanah milik salah satu warga yang digunakan untuk membuat saluran air, atas nama Sirajudin juga tidak diminta ke pihak pemilik. Hal itu menunjukan sikap diktator pelaksana kegiatan itu. "Kita sesalkan ulah pelaksana. Masa tanah warga digunakan tanpa sepengetahuan pemiliknya," cetus Yani.

Di hari yang sama, warga lainnya Munawir mengungkapkan, sebelumnya dirinya sudah sampaikan ke pihak pelaksana terkait adanya berbagai masalah itu. Namun kata dia, pihak pelaksana tidak mengubrisnya. "Pihak pelaksana dinilai arogan. Sudah kita beritahu tapi ngotot melanjutkan kerja dan tidak mau menyelesaikan masalah ini" ucap Munawir.

Terkait hal itu, warga dan mahasiswa Desa Tonda sudah sepakat untuk melakukan aksi untuk memperjuangkan hak warga. "Warga dan mahasiswa mengancam akan turun jalan sekaligus menghentikan pekerjaan pembangunan Dam Seli sebelum semua masalah ini diselesaikan,"kata Munawir.

Hingga berita ini diturunkan, pihak pelaksana pekerjaan proyek tersebut, hendak dikonfirmasi oleh media ini melalui selulernya tidak diangkat. (G. NTB/tim)