Terkait Dana BOS, Dikbud Provinsi NTB Gelar Rapat Penguatan Kapasitas Kepsek dan Operator Sekolah
Cari Berita

Pasang iklan

 

Terkait Dana BOS, Dikbud Provinsi NTB Gelar Rapat Penguatan Kapasitas Kepsek dan Operator Sekolah

Rabu, 29 Juli 2020

Foto : Kabid PSMA dan Kabid Kebudayaan Dikbud Provinsi NTB Saat hadir di SMAN 1 WOHA.


GERBANGNEWS NTB
Bima. - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Prov NTB, dalam hal ini Kabid Pembinaan SMA dan Kabid Kebudayaan bersama para Kepala sekolah dan Bimbingan Teknis Operator Dapodik SMA Negeri se-Kabupaten Bima di wilayah Tengah dan Barat lakukan kegiatan Rapat Koordinasi bersama. Kegiatan tersebut digelar bersama di Gedung Pertemuan SMAN 1 Woha Kabupaten Bima. Pada Selasa (28/7).

Kabid Pembinaan SMA Dinas Dikbud NTB, H. Muhammad Fauzan, S.Ag M.Pd saat ditemui oleh media ini disela - sela kegiatannya tersebut mengatakan, pihaknya hadir guna melakukan penguatan kapasitas Kepala Sekolah (Kepsek). Dimana, mereka dituntut menjadi top manager di UPTD atau dimasing-masing tempat tugas. Khususnya dalam pengelolaan Dana BOS.

Diakuinya, Kepala Dikbud Provinsi NTB mempunyai tujuan untuk menciptakan pendidikan yang membanggakan sesuai tujuan NTB Gemilang yang di kobarkan GUBERNUR NTB, JUL - ROHMI. Kegiatan ini juga sekaligus untuk singkronisasi/Dapodik antar Dikbud provinsi NTB dengan kepala sekolah dan Kepala Sekolah dengan operator. Karena ruhnya sekolah itu sendiri ada pada tangan tangan operator sekolah, karena semua data pengajuan sekolah ada pada mereka. Atau Dapodik, sebab batas data gapodik nanti tertanggal 31 Agustus 2020. Artinya data peserta didik yang kemarin itu harus sudah masuk agar dana BOS tahap pertama bisa terbayarkan. " Tentunya, dana BOS ini satu siswa mendapatkan Rp150. 000,00, nilai anggaran BOS disesuaikan dengan jumlah murid dimasing-masing sekolah. " Tuturnya.

Menurut dia, saat ini sistim pencairan dana BOS dari pusat sudah ada perubahan, kalau sebelumnya melalui Kemendikbud RI ke Daerah, dan sekarang sistem pencairannya langsung dari Kemenkeu RI langsung masuk ke rekening masing-masing sekolah. " Kami di Provinsi hanya terima dan tulis nilai angkanya saja, satu sepersen pun tidak mampir di meja kami, kendati demikian sebagai alat kontrol laporan pertanggungjawabannya wajib sekolah sampaikan kepada kami, " katanya.
Terkait dengan alur pengunaan Dana BOS, lanjut dia, selain untuk pembelian ATK sekolah, juga bisa digunakan untuk pembelian Kuota siswa yang tidak mampu. " Dengan adanya relesasi dana BOS saat ini, pihak sekolah bisa gunakan untuk membeli Kouta bagi siswa saat mengikuti  belajar Daring. Di bolehkan hanya saja sesuaikan dengan kebutuhan sekolah. " Katanya.

Disamping itu ada istilah guru kunjung dalam melayani siswa, jadi para guru bisa ajari para siswa mengunakan HP android. Tambahnya.
Menurut H. M. Fauzan, para KCD harus rajin mendatangi Kepsek di masing masing sekolah. Hal ini pun, sesuai dengan amanat Gubernur NTB yang wajib dilaksanakan. "Seperti yang kami lakukan saat ini dengan mengunjungi seluruh sekolah di NTB," ujarnya.

H. M. Fauzan, menambahkan bahwa keuangan negara harus dimanfaatkan sebaiknya dengan sistem transparan dan lainnya. "Inilah yang mesti harus kita terapkan," tandasnya.
Sementara Kabid Kebudayaan Dinas Dikbud NTB, Fairuz Abadi ditempat yang sama mengatakan bahwa pihaknya selaku Dikbud NTB akan menerapkan dan menumbuhkan kembali permainan permainan tradisional rakyat di NTB. Dan hal tersebut akan masuk dalam program sekolah.

Hal ini bertujuan, agar tradisi tradisi yang diajarkan oleh orang tua atau nenek moyang tempo dulu tidak hilang dan tetap akan terus dikembangkan. "Untuk mencapai semua ini, tentu yang paling pas melalui bidang pendidikan," ujar Fairuz Abadi.
Fairuz Abadi menyebut, berbagai permainan tradisional ini, secara tidak langsung menjadikan siswa-siswi sehat karena ada pergerakan fisik (olah raga) seperti "Tapa Gala", " Gopa", ataupun permainan putar tali dan masih banyak lagi permainan rakyat yang akan bisa dimaksudkan dalam program kegiatan sekolah," jelasnya.

Menurut Fairuz Abadi, semua masyarakat harus mencintai permainan tradisional. Maka itu, pihaknya berharap item kegiatan ini menjadi salah satu muatan lokal di daerah.
"Permainan rakyat dan olahraga tradisional akan menjadi pelajaran bagi semua kalangan terutama para generasi muda," tandasnya. (GN01*)